PENGARUH PENDEKATAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN SAINS YANG IDEAL
A. Pengertian Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pembelajaran dengan menekankan kepada belajar proses dilatarbelakangi oleh konsep-konsep belajar menurut teori “naturalisme-romantisme” dan teori “kognitif gestalt”. Naturalisme-romantis menekankan kepada aktivitas siswa, sedangkan kognitif gestalt menekankan pemahaman dan kesatupaduan yang menyeluruh. Pendekatan proses dalam pembelajaran dikenal pula sebagai keterampilan proses, guru menciptakan bentuk kegiatan pengajaran yang bervariasi, agar siswa terlibat dalam berbagai pengalaman. Siswa diminta untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai sendiri suatu kegiatan. Siswa melakukan kegiatan percobaan, pengamatan, pengukuran, dan membuat kesimpulan-kesimpulan sendiri. Dalam pelaksanaan proses ini, siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari semua manusia-manusia sumber di luar sekolah.
Lebih lanjut funk(1985) mengungangkapkan bahwa:
@. Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan.
@. Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengar cerita tentang ilmu pengetahuan. Di sisi lain siswa juga bahagia karena mereka aktif dan tidak menjadi belajar yang pasif.
@. Menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus
B. Jenis-jenis Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Sains
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan proses adalah:
1. Mengamati
Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap berbagai objek dan peristiwa alam dengan menggunakan pancaindera. Mangamati memiliki dua sifat utama yaitu sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi. Contoh kegiatan mengamati dalam pembelajaran sains adalah menentukan warrna(penglihatan), menentukan kasar halusnya suatu objek(peraba), membedakan bau jahe dan bau lengkuas(penciuman) dan lain-lain. Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan pancaindera, juga menggunakan alat lain yang memberikan informasi khusus dan tepat. Contohnya yaitu menentukan suhu air yang mendidih dengan barometer, dan kegitan sejenis.
2. Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan mrupakan keterampilan proses untuk memilahkan berbagai objek atau peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan atau kelompok sejenis dari objek atau peritiwa yang dimaksud. Contoh kegiatan yang menampakkan keterampilan mengklasifikasikan dalam pembelajaran sains adalah mengklasifikasikan makhluk selain manusia menjadi dua kelompok: binatang dan tumbuhan, mengklasifikasikan binatang menjadi binatang beranak dan bertelur.
3. Mengkomunikasikan
Mengkomunikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memeperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara , visual dan atau suara visual. Kegiatan pembelajaran sains yang dapat digolongkan sebagai keterampilan mengkomunikasikan adalah mendiskusikan suatu masalah ilmiah dan sejenisnya.
4. Mengukur
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang akan diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran sains yang dapat digolongkan sebagai keterampilan mengukur adalah mengukur panjang garis, mengukur berat badan, mengukur temperatur ruangan,dan kegiatan lain yang sejenis.
5. Memprediksi
Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau memperkirakan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang.berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau keterhubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran sains yang dapat digolongkan sebagai keterampilan memprediksi, antara lain: berdasarkan pola-pola waktu terbitnya matahari yang telah diobservasi dapat diprediksikan waktu terbitnya matahari pada tanggal tertentu, memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu dengan menggunakan kendaraan yang kecepatannya tertentu dan kegiatan sejenis.
6. Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep atau prinsip yang diketahui. Kegiatan dalam pembelajaran sains yang menampakkan keterampilan menyimpulkan antara lain: berdasarkan pengamatandapat diketahui bahwa api lilin mati satslah ditutup dengan gelas rapat-rapat, siswa dapat menyimpulkan bahwa lilin dapat menyala bila ada oksigen.
7. Merancang penelitian
Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variable-variabel yang dimanipulasidan di respon dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolkannya variable, hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, secara hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan.
8. Bereksperimen
Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolakide-ide itu. Contohnya: menguji kebenaran pernyataan bahwa senyawa memuai jika terkena panas, menanam tanaman yang terkena sinar matahari langsung dan yang tidak langsung terkena matahari.
C. Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Pendekatan Proses.
Pelaksanaan proses di mulai dari hal yang sederhana, selanjutnya diikuti dengan proses yang lebih kompleks, makin banyak komponennya dan makin sulit. Keunggulan pendekatan proses adalah:
Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting untuk pengembangan pengetahuan dan masa depan;
Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berfikir dan cara meperoleh pengetahuan.
Sedangkan kelemahan keterampilan pendekatan proses adalah:
Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semuasekolah dapat menyediakannya.
Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakannya.
Pendekatan proses pada hakikatnya adalah memproses informasi, yaitu informasi pembelajaran. Menurut para ahli psikologi pemrosesan informasi menguraikan peristiwa-peristiwa psikologi sebagai transformasi-transformasi informasi dari input ke output. Proses informasi mula-mula diterima oleh reseptor, lalu masuk ke registor penginderaan.
sebagian dari seluruh informasi yang terdapat dalam registor penginderaan dipindahkan ke memori kerja, selebihnya hilang. Memori kerja terbatas kapasitasnya, bila informasi didalamnya diulang-ulang atau diberi kode masuk ke dalam memori jangka panjang, yang mempunyai kapasitas besar sekali. Informasi belajar yang tersimpan dikeluarkan, lalu disuruh oleh generator respons menjadi pola-pola prilaku yang membimbing efektor-efektor menghasilkan serangkaian tindakan-tindakan sebagai hasil belajar. Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan penguasaan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam melihat, menganalisis dan memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja. Dengan demikian aktifitas dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar ini, mendapatkan penilaian.
Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, melainkan juga secara lisan dan penilaian akan perbuatan. Pengetahuan disajikan secara mental dalam berbagai bentuk yaitu preposisi, produksi,dan gambaran mental. Hasil belajar yang baik, akan diperoleh dari proses yang baik, dan proses yang baik akan memberi hasil yang baik pula, hasilyang baik ini menggambarkan mutu pendidikan. Dalam kenyataan proses pembelajaran seringkali terjadi kekeliruan, karena yang diutamakan hasil maka proses belajar kurang diperhatikan, demikian juga sebaliknya, karena yang diutamakan proses maka hasil diabaikan. Jadi hasil dan proses dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kedudukan yang sama kuat, guru tidak dapat memperlakukannya berat sebelah, harus seimbang diantara keduanya.
Proses diukur melalui hasil, dan hasil akan kelihatan melalui proses, jadi bersifat komplementer atau saling melengkapi. Diasumsikan bahwa jika proses pembelajaran dilaksanakan dengan baikesuai dengan rencanayang disusun sebelumnya, maka hasilnya pundiperkirakan akan baik dan memuaskan. Tetapi jika prosesnya tidak baik, hanya melaksanakan kegiatan rutin belaka, yang penting ada guru dalam kelas an siswa tidak berkeliaran, maka hasilnyapun tidak akan memuaskan. Pendekatan proses menggambarkan bahwa, kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, prosesnya disengaja dan direncanakan dengan bimbingan guru dan pendidik lainnya agar siswa mencapai tujuan dan menguasai bahan belajar yang diberikan guru sesuai kurikulum untuk dipelajari.
Daftar pustaka
1. Sagala,syaiful.2009.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung:Alpabeta
2. Moejiono dan Dimyati M.1992.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:DEPDIKBUD
3. Sumantri Mulyani dan Permana Johar.1999.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:DEPDIKBUD B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar